Pada 3 Februari 2020 lalu, Bapak Ahmad Rizal mengirim pesan WA melalui WAG Jakarta Islamic Center. Intinya, beliau ingin merekam kenampakan fajar di Madinah selama beliau melaksanakan ibadah umrah.
Ternyata jepretan Bapak Ahmad Rizal adalah contoh yang nyaris sempurna untuk mendemonstrasikan fajar. Dari sekitar hampir 700 hari data yang ISRN miliki, hasil Pak Ahmad Rizal ini merupakan salah satu yang terbaik.
Kenyataan penting lain membuktikan bahwa membuat selang antara adzan dan iqomah sekitar 30-35 menit, tampaknya betul-betul telah dipikirkan oleh ulama-ulama Saudi Arabia. Kenampakan fajar shodiq dapat disaksikan bertepatan dengan waktu sholat subuh didirikan. Yang tertarik, silahkan ikuti video
Semoga amal Bapak Ahmad Rizal memperoleh pahala yang berlimpah dari Allah swt. Selama beliau beribadah, beliau juga ikut berkontribusi membangun peradaban ummat Islam.
Video menarik lainnya:
1) Polusi cahaya tidak menghambat kehadiran fajar
2) Analisis Statistik Waktu Subuh Indonesia Dan Birmingham
2) Analisis Statistik Waktu Subuh Indonesia Dan Birmingham
3) Mendung dan polusi udara tidak menghambat kehadiran fajar;
4)Tiga sensor pendeteksi fajar di Balikpapan;
5)Catatan dari Birmingham, menuju penyusunan pola twilight global;
6)Kalender Islam Global , studi kasus: 1 Syawwal 1440-H;
7) Data subuh Labuanbajo milik ISRN dan THR Kemenag;
8) Kesalahan mendasar cara menganalisis data subuh Labuanbajo.
4)
5)
6)
7) Data subuh Labuanbajo milik ISRN dan THR Kemenag;
8) Kesalahan mendasar cara menganalisis data subuh Labuanbajo.
3 comments:
Videonya sangat menarik Prof. Jika besuk hari selasa jadwal Adzan Kota Blitar pukul 04:15 Matahari -20ᵒ maka Iqomah mulai dikumandangkan pukul 04:40 Matahari -14ᵒ sehingga Shalat bisa didirikan tepat 04:42 Matahari -13ᵒ35', begitu kira-kira jika jedah mulai Adzan dan mulai shalat 27 menit.
Yang paling gampang sebetulnya, lihat waktu syuruqnya. Dikurangi 52 menit (13x4 menit). Maka itulah waktu kemunculan fajar shadiq.
berarti masih sekitar 20ᵒ
Post a Comment