Banyak sekali
yang mengirim pesan melalui messenger maupun whatsapp , menanyakan
tentang jadwal sholat tahun 2020 dengan sun depression angle (dip) baru .
Ini menunjukkan semakin besarnya minat ummat Islam yang sadar bahwa jadwal
sholat subuh dan isya selama ini memang bermasalah. Untuk memverifikasi
kehadiran fajar sebetulnya sangat mudah karena Rasul dan para sahabat dengan
teknologi yang paling sederhanapun dapat mudah melakukannya. Pergilah ke pinggir
pantai yang mengarah ke timur, atau ke bukit yang dapat melihat jelas ke arah
matahari terbit di timur. Dalam kasus yang kedua ini, tidak juga harus dapat melihat
ufuk karena sinar fajar akan muncul di balik perbukitan. Persoalannya, sebagian
besar ummat Islam memang memiliki etos keingintahuan yang sangat rendah.
Sehingga ketimbang berupaya membuktikan apakah betul fajar telah muncul saat
adzan subuh, misalnya, mereka berdalih pemerintah telah memiliki segala
perangkat saat menentukan waktu subuh, sehingga lebih baik percayakan saja pada
ulil amri. Ada lagi yang mengambil sikap ulama terdahulu tidak mungkin
melakukan kesalahan (maksum), sehingga apa yang telah ditetapkan tidak mungkin
salah. Ini agak aneh juga karena kalau demikian, apa bedanya ulama dengan
Nabi?
Tiga mingu
terakhir ini memang sangat padat untuk kami di ISRN. Tanggal 13-21 Desember
lalu, saya bertugas ke Cairo, Mesir. Tanggal 21-26 Desember saya lanjutkan
perjalanan ke Istanbul, Turki. Keduanya dalam rangka pengambilan data a st r on o mi
untuk memperkuat program k a m i m e n yu s u n twilight global. Se l ama di Cairo,
s a y a b a n ya k berdiskusi dengan National Research Institute of Astronomy and
Geophysics (NRIAG-HELWAN) dan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di
sekitar Cairo.
Pada 17 Desember 2019, ISRN mempresentasikan hasil riset kami di
depan NRIAG-HELWAN yang juga dihadiri oleh dua profesor astronomi dari Al-Azhar
University dan Cairo University. Banyak kemiripan antara hasil penelitian waktu
subuh NRIAG dengan ISRN. Setelah penelitian sekitar empat tahun, NRIAG
memperoleh harga rerata dip subuh -14.7 derajat, sementara ISRN memperoleh
-13.3 derajat. Perbedaan ini terus kami diskusikan dalam bentuk kerjasama riset
di masa yang akan datang. Tapi yang jelas, angka-angka dip yang kami peroleh
secara saintifik jauh dari yang telah ditetapkan oleh pemerintah masing-masing.
Pemerintah Indonesia menggunakan -20 derajat sementara Mesir menggunakan -19.5 derajat. In syaa Allah, ISRN akan diundang dalam sebuah seminar internasional
di Cairo agar riset kami menuju konvergensi.
Pada 19 Desember
2019, NRIAG dan ISRN melakukan observasi fajar bersama ke padang pasir terbuka
di Fayyoum (Faiyum) sekitar 100 km dari Cairo. Dalam tarikh, di Fayyoum inilah
Nabi Yusuf membagi ummatnya menjadi 365 kelompok dalam rangka menghadapi tujuh
tahun peceklik yang akan dihadapi oleh kerajaan. Setiap kelompok diberi
tanggung jawab untuk menanam bahan pangan yang dapat menghidupi seluruh negeri
satu hari saja. Sehingga 365 kelompok itu tepat dapat menjamin pangan bagi
seluruh negeri selama satu tahun. Di Fayyoum ini juga terdapat sebuah danau
sebagai sumber air yang kemudian diangkat dengan teknologi tertentu untuk
mengairi ladang kaum Nabi Yusuf ini. Dari sini, tampak pengetahuan musim dan
teknologi yang sudah cukup canggih di masa itu.
Pada 20 Desember 2019 petang,
ISRN melakukan diskusi dengan mahasiswa/i Indonesia yang sedang kuliah di Cairo.
Acara diskusi diselenggarakan di hall MD Inn, sebuah inn milik PCIM (Pengurus
Cabang Istimewa Muhammdiyah) Mesir dimana saya tinggal selama seminggu di Cairo.
Sebagian besar peserta adalah mahasiswa Al-Azhar University sejak jenjang S1
sampai dengan S3. Alhamdulillah, diskusi yang sangat menarik telah terjadi,
apalagi, ternyata cukup banyak mahasiswa/i yang tertarik mendalami Ilmu Falak.
Semua kegiatan selama di Cairo juga selalu melibatkan pengurus PCIM Mesir di
Cairo. Dengan ini ISRN mengucapkan terima kasih atas semua bantuan PCIM Mesir.
Ada perkembangan
hasil riset yang juga tidak kalah menarik. Seperti telah kami laporkan, ISRN
telah menyelesaikan perhitungan dip subuh untuk sekitar 226 hari data fajar di
Indonesia. Namun, ISRN juga telah menyelesaikan sekitar 420 hari data fajar
Birmingham, Inggris. Untuk Birmingham, kami memperoleh dip rerata -12.8 derajat
(baca: dip rerata Indonesia -13.3 derajat). Namun, test statistik yang kami
lakukan beberapa hari lalu membuktikan bahwa populasi statistik Indonesia dan
Birmingham tersebut ternyata equal (sama). Ini adalah fenomena yang
sangat menarik dari kacamata statistik karena konsekuensinya, kedua populasi
ini sebetulnya dapat digabung dan dicari harga common average (harga
rerata gabungan). Fakta ini semakin menumbuhkan keyakinan kami bahwa di seluruh
dunia, kehadiran fajar itu sebetulnya sama yaitu saat matahari berada pada depression
angle sekitar 13 derajat. Artinya, tidak ada perbedaan bahwa Amerika Utara harus
menggunakan -17.5 derajat, Mesir -19.5, Malaysia -18, Indonesia -20 derajat dan
sebagainya. Tentu saja kami masih memerlukan pengumpulan data astronomi yang
lebih banyak lagi untuk membuktikan hipotesis kami ini.
Selain itu, ISRN juga sedang menyiapkan laporan lengkap hasil
penelitian twilight global ini dalam bentuk buku. Karena ISRN pernah
menerbitkan buku laporan pertama dalam bahasa Indonesia, laporan kami yang
kedua ini, in syaa Allah, akan dalam bahasa Inggris.
In syaa Allah, jadwal sholat beberapa kota di dunia akan saya tambahkan secara bertahap. Terutama jika ada permintaan dari pengunjung blog ini. Berikut adalah daftar sementara:
Jakarta
Jambi
Kudus
Makassar
Medan
Paser , Kaltim
Samarinda
Semarang
Subang
Surabaya
Surakarta
Yogyakarta
LUAR NEGERI
Ashgabat, Turkmenistan
Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam
Beijing, China
Berlin, Germany
Birmingham, UK
Brussel, Belgium
Cairo, Egypt
Hong Kong, Hong Kong
Istanbul, Turkey
Johore Bahru, Malaysia
Kosai, Japan
Kuala Lumpur, Malaysia
Moscow, Russia
Paris, France
Phnom Penh, Cambodia
Riyadh, Saudi Arabia
Singapore, Singapore
Tacoma, WA, USA
Tainan, Taiwan
Washington DC, USA
Jambi
Kudus
Samarinda
Semarang
Subang
Surabaya
Surakarta
Yogyakarta
LUAR NEGERI
Ashgabat, Turkmenistan
Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam
Beijing, China
Berlin, Germany
Birmingham, UK
Brussel, Belgium
Cairo, Egypt
Hong Kong, Hong Kong
Istanbul, Turkey
Johore Bahru, Malaysia
Kosai, Japan
Kuala Lumpur, Malaysia
Moscow, Russia
Paris, France
Phnom Penh, Cambodia
Riyadh, Saudi Arabia
Singapore, Singapore
Tacoma, WA, USA
Tainan, Taiwan
Washington DC, USA
0 comments:
Post a Comment