Pada
24 Agustus lalu, dalam rubrik Khasanah (halaman 12), Republika memuat laporan
berjudul Kemenag akan Bahas Hasil Riset ISRN Uhamka. Dalam
laporan tersebut dimuat juga komentar Prof. Thomas Djamaludin tentang kehadiran
awan tipis yang mungkin menghalangi munculnya sinar fajar sehingga kehadiran
sinar fajar jadi terekam lebih lambat dari yang seharusnya. Komentar ini
sama sekali tidak betul.
Jawaban saya kemudian dimuat oleh Republika, namun banyakj yang dipotong. Jika tertarik pada jawaban saya selengkapnya, silahkan klik link berikut:
https://drive.google.com/open?id=0B7t1e2Z_T0_-UU02VnZLUGtPS2c
Semoga bermanfaat, salam
Jawaban saya kemudian dimuat oleh Republika, namun banyakj yang dipotong. Jika tertarik pada jawaban saya selengkapnya, silahkan klik link berikut:
https://drive.google.com/open?id=0B7t1e2Z_T0_-UU02VnZLUGtPS2c
Semoga bermanfaat, salam
0 comments:
Post a Comment