Assalamu’alaykum WW,
Ada sedikit kemajuan atas hasil penelitian saya mengenai
pentingnya kalender Islam bukan saja untuk kehidupan spiritual tapi juga untuk
keperluan bisnis umat Islam. Seorang mahasiswa Surabaya yg sedang menyelesaikan
tesis S1 dalam Computer Science di universitas kami (UTHM) di Malaysia ini
telah menolong saya membuat program simulasi hilal (terlampir). Lihat di
"about this program". Program ini sudah merupakan file exe. Jadi
silahkan di download, diekstrak, dan langsung dapat di-run. Kalau masih
problem, tolong beri informasi, insya Allah akan kita perbaiki. Yg jelas di dua
komputer saya di rumah dan kantor, berjalan OK.
Gambar simulasi terbagi atas tiga bagian. Bagian
tengah adalah bagian utama simulasi yg menunjukan posisi terbentuknya fase2
Bulan. Bagian kanan ada dua. Yg atas adl gambaran kenampakan Bulan yg tersinari
yg menghadap kita di Bumi. Yg bagian bawah (bagian ini dapat diputar2 dengan
mendrag bola langit dengan mouse) menunjukkan posisi Bulan dan Matahari yg
diproyeksikan pada bola langit, sehingga keduanya tampak dalam satu lintasan.
Menurut saya, ini persis seperti yg diisyaratkan Allah dalam Ya-Sin 38-40. Jadi
kalau katanya ada seorang professor yang mengatakan interpretasi Ya-Sin seperti
yg saya gambarkan ini salah (maksudnya Ya-Sin 38-40 itu hanya menjelaskan bahwa
Matahari dan Bulan itu berada pada lintasan yg berbeda sehingga tidak mungkin
ketemu), menurut saya, dia justru malah salah besar. Karena dalam perhitungan
Astronomi Geodesi (gemoteris), untuk memperoleh akurasi yg paling tinggi,
perhitungan gerakan Matahari dan Bulan harus diproyeksikan ke bola langit yg jejarinya
tak terhingga. Jadi firman Allah itu benar2 mengakomodasi pengertian astronomi
geometris dan astronomi umum. Ini sangat luar biasa dan menunjukkan kualitas
firman dari pencipta alam semesta Yang Maha Agung. Bagian kanan bawah ini juga
dapat menunjukkan keadaan siang dan malam jika Matahari memang telah terbit
atau tenggelam.
Bagian bawah, ada dua juga. Keduanya unt
mengontrol mode simulasi (otomatis atau manual) dan kecepatan simulasi (menit,
jam, hari jika simulasinya manual).
Silahkan dimulai simulasi pada kedudukan Matahari
telah tenggelam (disk bagian atas telah menyentuh horizon), sedangkan untuk
Bulan, tempatkan bagian disk bawah Bulan yg baru menyentuh horizon. Ini dapat
diperoleh dengan menggerakkan (drag) orang dan Bulan di kotak utama, dg melihat
posisi Bulan dan Matahari di kotak kanan bawah unt mengontrol ini secara
manual. Dalam kedudukan sept ini, ketinggian hilal adl sekitar 0.5 derajat
saja, jauh di bawah 2 derajat syarat imkan-rukyat yang dipersyaratkan oleh
pemerintah Indonesia. Sementara itu, di kotak sebelah kanan atas, tampak hilal
yg sangat tipis. Definisikanlah ini adalah posisi maghrib di Jakarta yg
mengawali bulan Qomariyah.
Kemudian gerakkan secara manual dg tombol
perubahan jam di kotak bawah (kanan). Setelah 9-10 jam (menjelang subuh di Jakarta),
hilal akan tampak semakin besar. Memang di Jakarta, hilal yg sudah membesar ini
tidak akan tampak karena kita berada berseberangan pada bola langit yg berbeda
dg Bulan. Putar bola langit di kotak kiri bawah dengan men-drag untuk melihat
langit bagian barat jika diperlukan. Tapi kalau kita di Santiago (Chile) yg
saat itu telah maghrib, hilal akan cukup tinggi. Dalam kasus Iedul Fitri lalu,
pada tanggal 29/8/2011 lalu, saat maghrib di Santiago, hilal berada pd
ketinggian 11 derajat. Apakah hilal yg tampak di Santiago ini berbeda dg yg di
Jakarta? Ya jelas sama, cuma kita enggak bisa melihatnya di Jakarta meskipun
saat itu di Jakarta telah masuk tanggal 30/8/2011 sekitar jam 4:24 menjelang
subuh. Ketinggian hilal saat itu terhadap horizon Jakarta bagian timur adalah
-37 derajat (di bawah ufuk).
Lanjutkan gerakan manual per jam sehingga pada
posisi jam 9 pagi Jakarta. Pada saat itu seharusnya di Jakartapun kita dapat
melihat hilal yg semakin besar lagi. Tapi ya enggak kelihatan wong Matahari
bersinar terang benderang. Bagaimana agar dapat melihat hilal? Pergilah ke San
Diego (California) yg saat itu maghrib. Pada saat maghrib di San Diego
29/8/2011 lalu, tinggi hilal hampir 3 derajat, dan hilal itu jugalah sebetulnya
yg ada di wilayah udara Jakarta meskipun masih di bagian timurnya. Ketinggian
hilal pada saat itu adalah sekitar +34 derajat dari horizon timur Jakarta.
Jadi konsep imkan-rukyat tentang tinggi hilal
minimum 2 derajat itu, enggak masuk akal sama sekali. Secara syar'i maupun
saintifik. Persyaratan untuk merukyat hilal pun menurut saya sesuai dg hadis
Rasul, ya unt kaum yg tak bisa menghitung. Kalau unt yg bisa menghitung, daripada
mengirim ratusan orang ke 90 titik di wilayah Indonesia, ya kirimlah beberapa
orang saja dan rukyatlah di Santiago atau San Diego, kemudian umat di Jakarta
diperintahkan untuk membatalkan saum pada hari itu, karena haram hukumnya. Hilal
sudah membesar saat pagi tg 1 Syawwal 1432-H itu atau pada 30/8/2011, meskipun ENGGAK
KELIHATAN! Enggak kelihatan oleh mata, tapi dapat dilihat oleh orang yang
enggak malas berfikir.
Memang simulasi di atas tidak menggunakan
hitungan yg robust krn tujuannya hanya menunjukkan secara grafis posisi Bulan,
Matahari, dan kenampakan hilal. Kami sedang mendevelop software lain yg sangat
robust dg basis Stellarium (opensource), dan insya Allah akan kami bagikan
gratis juga bersamaan terbitnya buku saya (sebagai bonus) berjudul sementara
"Pseudo Shariah Economy and Muslims' Civilization Debt". Insya Allah,
9-10 bulan yad. Software yg ke dua nanti akan memiliki kualitas grafis yg jauh
lebih baik (karena basisnya Stellarium), dan hitungan yg sangat robust. Insya
Allah, perhitungan al-ayymi al-biydh
akan kami tampilkan di sana unt memverifikasi konsep "wujudul hilal"
yg memenuhi kriteria syar'i dan saintifik sekaligus.
Semoga Allah memberikan kekuatan dan panjang umur
pada saya untuk menyelesaikan tugas ini. Saya juga berterima kasih pada rakyat
Malaysia yg telah membiayai proyek riset ini melalui uang pajak mereka. Semoga
Allah melimpahkan pahala unt mereka. Sebetulnya, dua modul astronomi ini tidak
masuk dalam kontrak riset saya. Namun, krn alhamdulillah saya telah
merampungkan riset saya lebih cepat dari rencana, energi dan biaya saya gunakan
unt modul2 yg sebetulnya hanya penunjang bagi riset ini, termasuk menulis buku.
Semoga bermanfaat, dan dimohon masukannya unt
perbaikan selanjutnya.
Wassal’amualaykum WW,
Tono Saksono
2 comments:
Terus berkarya dan sehat selalu Prof Tono. Sangat bermanfaat dan mencerahkan.
assalamualaikum....
pak, ga' ada tutorialnya ta ???
buat bikin di flash player nya ...
terima kasih.
Post a Comment